Psikologi Tanaman Bagian 2: Plants for Better Mental Health

 


Pernah nggak sih kalian merasa capek banget secara mental? Lagi nggak ngapa-ngapain tapi rasanya kepala penuh, hati sumpek, dan stres nggak karuan? Ternyata, kondisi itu bukan hal aneh, apalagi buat kita yang hidup di tengah hiruk pikuk kota atau aktivitas kampus yang padat. Tapi menariknya, ada satu hal sederhana yang bisa bantu nenangin semua itu: tanaman.

Di bahasan blog sebelumnya, kita sudah ngobrolin soal sisi psikologi tanaman—bahwa tanaman bisa merespons lingkungan, bahkan bisa ‘bahagia’ atau ‘tertekan’ tergantung perlakuan. Nah, di edisi kali ini kita mau balik arah: apakah manusia bisa dapat efek psikologis dari tanaman?

Jawabannya: BISA. Melihat sesuatu yang hidup dan berwarna hijau seperti tanaman bisa bantu otak kita buat istirahat sejenak. Menurut beberapa penelitian, lingkungan hijau bisa nurunin stres, bikin pikiran lebih rileks, dan membantu manusia buat lebih tenang. Makanya, konsep urban farming makin ramai belakangan ini. Selain buat ketahanan pangan di kota, juga bagus untuk kesehatan mental.

Dari situlah muncul istilah plant therapy—pemanfaatan tanaman sebagai bagian dari proses penyembuhan psikologis. Tapi lebih lanjut lagi, ada yang namanya horticultural therapy, yaitu metode terapi yang melibatkan aktivitas berkebun untuk membantu penyembuhan mental dan sosial. Konsep ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-19 dan pertama kali dicatat oleh Dr. Benjamin Rush, seorang psikiater asal Amerika. Beliau melihat kalau pasien yang berkebun jadi lebih cepat pulih secara emosional. Sekarang, metode ini sudah banyak dipakai di berbagai negara dan institusi kesehatan.

Menariknya, terapi ini tidak terbatas hanya buat kalangan tertentu. Semua orang, dari latar belakang apapun, bisa ikut merasakannya. Tanaman tidak memilih siapa yang merawatnya. Selama diberi perhatian, mereka akan tumbuh dan memberi respons. Perasaan ketika kita berhasil merawat tanaman, bahkan sesederhana menyiram tanaman setiap hari, bisa memunculkan rasa puas dan tanggung jawab.

—————————————————————————————————

Salah satu tanaman yang cukup populer dalam kegiatan berkebun adalah Lidah Mertua  (Sansevieria trifasciata). Selain bentuknya yang estetik dan mudah dirawat, lidah mertua juga punya manfaat luar biasa. Lidah mertua bisa menyerap zat berbahaya dari udara. Dengan kata lain, lidah mertua bisa bantu menyaring udara jadi lebih sehat untuk dihirup.

Nggak cuma itu, proses fotosintesis dari lidah mertua menghasilkan oksigen, bahkan di malam hari. Jadi, tanaman ini cocok ditaruh di kamar tidur. Udara jadi lebih bersih, oksigen cukup, kelembaban terjaga, dan kualitas tidur bisa meningkat. Nggak heran kalau banyak yang menyarankan tanaman ini untuk teman istirahat di ruangan indoor.

Jadi, tanaman bukan cuma soal keindahan atau produktivitas, tapi juga bisa jadi penyelamat di saat mental kita lagi butuh healing. Lewat aktivitas berkebun atau sekadar merawat satu pot tanaman, kita bisa lebih kenal dengan diri sendiri dan lebih tenang dalam menjalani hari.

Yuk mulai berkebun kecil di pojok kamarmu!

kepoin juga ya postingan Agro Fun Fact!:

https://www.instagram.com/p/DLWyt_RB47d/?igsh=MXRubXQ5dmFrbWJpNA==

REFERENSI:

1. Efendi, A. Z., & Purbasari, I. (2021). Plant therapy sebagai upaya menjaga kesehatan mental di masa pandemi. Buletin Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 1(1), 27–31.

2. Radio Republik Indonesia. (n.d.). Manfaat luar biasa tanaman lidah mertua.

https://rri.co.id

3. Rutgers University. (n.d.). What is horticultural therapy? Department of Plant Biology, School of Environmental and Biological Sciences 

https://plantbiology.rutgers.edu/undergraduate/horticultural-therapy/what-is

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer